ACEH UTARA-Pembangunan RKB Dayah Nurul Islam Gampong Keureusek, Kecamatan Kuta makmur Kabupaten Aceh Utara, yang menelan anggaran mencapai 1,8 milyar lebih, dan bantuan tersebut diduga bersumber dari anggaran Pokir salah seorang dewan DPRA Dapil Aceh Utara-Lhokseumawe tahun 2024.
Menurut Informasi yang didapatkan awak media ini, pihak panitia pembangunan RKB Dayah Nurul Islam Gampong Keureusek tersebut, dalam pelaksanaannya diduga terkesan Mengabaikan peraturan bagaimana telah di tentukan dalam peraturan sistem Swakelola tipe-3 Penyelenggara swakelola Dengan melibatkan Organisasi Masyarakat.
Setiap Pengololaan anggaran pembangunan Dayah-dayah di tahun anggaran 2024, oleh pihak dinas pendidikan Dayah Aceh, telah mewajibkan bagi pihak panitia pembangunan Dayah yang dapat bantuan tahun anggaran 2024.
Dalam pelaksanaannya diwajibkan melibatkan kelompok masyarakat, baik dalam pengadaan barang maupun pembayaran jasa/upah terhadap tukang.
Sebagaimana yang telah di atur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa, dan diperbarui dalam Perpres Nomor 12 Tahun 2021.
Tentang sistem Swakelola tipe-3: merupakan salah satu cara pengadaan barang dan jasa, yang melibatkan partisipasi masyarakat.
Dengan swakelola tipe 3 tersebut tujuan pemerintah supaya dapat mengakses ke Ahlian masyarakat untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa.
Namun.”Lain halnya yang terjadi dalam pelaksanaan realisasi anggaran dana pembangunan RKB Dayah Nurul Islam Gampong Keureusek, Kecamatan Kuta makmur Kabupaten Aceh Utara.
(ML) 50 tahun, warga Gampong Keureusek, kepada awak media Ini mengatakan, pada Sabtu 30 November 2024, Melihat dalam pelaksanaan realisasi anggaran untuk pembangunan Dayah Nurul Islam tersebut, dengan jumlah anggaran mencapai 1,8 milyar.
Sama sekali tidak di libatkan masyarakat Gampong setempat/masyarakat sekitar, jangankan untuk melibatkan proses realisasi anggaran/pembangunannya, Papan Informasi publikasikan anggaran saja tidak di tempel di lokasi pembangunan RKB Dayah Nurul Islam itu.” Terang ML
Kami pihak masyarakat sekitar sama sekali tidak pernah di ajak untuk ikut terlibat dalam proses realisasi anggaran pembangunan Dayah dimaksud, pimpinan Dayah Nurul Islam itu sendiri yang menghendel semua pekerjaan.
Dan yang menjadi panitia pembangunan juga pihak keluarganya semua kita lihat, kami masyarakat Hannya jadi penonton saja.Tutur Warga itu yang di dampingi warga lain.
(Editor: T.M.Raja)