Kediri | Detik Aceh.com ~ pada 27 Desember 2024 kemarin, Aceh Pare Community (APC) menggelar acara bertajuk “Mengenang & Refleksi 20 Tahun Tsunami Aceh” pada 26 Desember 2024 di Arion Coffee, Pare, Kediri, Jawa Timur. Acara ini didedikasikan untuk mengenang tragedi tsunami Aceh yang terjadi pada 2004 dan menjadi ajang refleksi membangun semangat menuju masa depan Aceh yang lebih baik.
Ketua Umum APC, Rahmat Kanafi, M.Agr., dalam sambutannya menekankan pentingnya kekompakan dan solidaritas para pelajar Aceh di perantauan. “Kekompakan dan solidaritas pelajar Aceh di perantauan merupakan kunci mempertahankan identitas dan kebudayaan Aceh. Mari kita terus memupuk semangat kebersamaan dan membangun masa depan Aceh yang lebih cerah,” ujarnya.
Ketua Panitia, Iqra Hidayatil Amna, S.Sos., menyampaikan laporan dan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang berkontribusi dalam kesuksesan acara ini. “Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta, narasumber, dan donatur. Mohon maaf atas segala kekurangan dan ketidaknyamanan selama acara berlangsung,” katanya.
Koordinator acara, Akbar Miswari, menambahkan bahwa konsep acara dirancang untuk mencerminkan adat dan budaya Aceh. “Setiap elemen acara kami susun sedemikian rupa agar selaras dengan adat dan budaya Aceh. Ini adalah upaya kami untuk mempertahankan ciri khas kedaerahan, terutama dalam momentum refleksi yang sarat makna ini,” ujar Akbar.
Beragam Agenda Refleksi
Acara tersebut diisi dengan berbagai kegiatan, termasuk Yasinan dan doa bersama untuk mengenang para korban tsunami, pemberian santunan kepada anak yatim sebagai bentuk solidaritas sosial, serta pemutaran video sejarah tsunami sebagai pembelajaran untuk generasi muda.
Dalam orasi ilmiah, Ustaz Muhammad Ghundar Najih, Lc., mengupas hikmah di balik tragedi tsunami. “Tsunami Aceh mengajarkan kita tentang pentingnya kesabaran, kebersamaan, dan kepercayaan kepada Allah SWT. Mari kita mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut untuk membangun kehidupan yang lebih baik,” ungkapnya.
APC berharap acara ini tidak hanya mempererat hubungan antarwarga Aceh dan masyarakat lokal, tetapi juga menjadi momentum refleksi spiritual dan sosial bagi seluruh peserta.
“Ini bukan sekadar mengenang tragedi, tetapi juga merayakan semangat kebersamaan dan ketangguhan dalam membangun Aceh yang lebih baik di masa depan,” tutup panitia dalam pernyataannya.(*)
{Red}