Singkil, Aceh | Detik Aceh.com ~ Masyarakat di Kabupaten Aceh Singkil dan Aceh Selatan tengah menghadapi kesulitan ekonomi akibat puluhan jembatan yang roboh di Jalan Provinsi Trumon-Kuala Baru, pasca-banjir yang melanda pada Agustus 2024. Jembatan-jembatan yang hancur menghubungkan beberapa wilayah penting, menyebabkan akses perekonomian masyarakat menjadi terhambat.
Sekitar 26 titik jembatan, baik jembatan panjang maupun kecil, telah roboh dan hanyut, sehingga mengisolasi masyarakat, terutama di empat desa yang berada di Kecamatan Kuala Baru, Aceh Singkil. Salah satu warga setempat, Subkiyadi, mengungkapkan bahwa wilayah Kuala Baru kembali terisolasi setelah beberapa bulan sebelumnya sempat terbebas dari keterisoliran.
“Baru beberapa bulan terbebas dari keterisoliran, sekarang wilayah Kuala Baru kembali terisolasi akibat puluhan jembatan yang putus diterjang banjir,” kata Subkiyadi, Kamis (16/1/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara sebagian jembatan dan gorong-gorong di Kecamatan Trumon, Aceh Selatan, sudah diperbaiki, tiga jembatan utama di wilayah Kuala Baru belum mendapat perhatian serius dari pemerintah. Ketiga jembatan yang dimaksud adalah Jembatan Kuala Siron, Jembatan Kuala Suak Mirah, dan Jembatan Kuala Cangkoi yang menghubungkan Kecamatan Kuala Baru dengan Desa Bulusema di Aceh Selatan.
Masyarakat sangat berharap agar pemerintah, baik Pemerintah Provinsi Aceh maupun DPRD, segera menanggapi permasalahan ini. Akses jalan yang terhambat berdampak pada roda perekonomian, yang sebagian besar bergantung pada kelancaran transportasi hasil perkebunan.
“Ekonomi masyarakat di sini sangat bergantung pada kelancaran ruas jalan ini. Kami berharap jalan tersebut bisa segera fungsional, apalagi menjelang bulan suci Ramadhan,” ujar Subkiyadi.
Data terbaru menunjukkan ada 26 titik jembatan yang rusak, ditambah 4 box culvert dan 4 titik bahu jalan yang amblas. Meskipun beberapa jembatan sudah diperbaiki, masih ada pekerjaan besar yang harus dilakukan agar akses kembali normal.
Camat Trumon, H. Bahari SIP, menyatakan bahwa jika tanpa adanya dukungan anggaran dari Pemerintah Aceh, jembatan-jembatan tersebut tidak akan dapat difungsikan dalam waktu dekat. Menurutnya, saat ini jalan tersebut hanya bisa dilalui normal dari Trumon menuju Desa Bulusema, sementara akses dari Desa Bulusema menuju Kecamatan Kuala Baru masih terhambat karena enam jembatan lainnya belum dibangun.
“Jalan Trumon-Kuala Baru sangat penting bagi perekonomian masyarakat. Jika jalan ini sudah bisa dilalui, biaya yang dikeluarkan warga akan jauh lebih rendah dibandingkan harus memutar melalui Kota Subulussalam,” tambah Camat Bahari.
Dengan segala harapan dan perjuangan masyarakat, diharapkan pemerintah segera memberikan perhatian dan solusi agar akses perekonomian di kedua kabupaten ini bisa kembali berjalan lancar.