Aceh Singkil | Detik Aceh.com ~ Jembatan penghubung antara Desa Kilangan Kecamatan Singkil dan Desa Kayu Menang Kecamatan kuala baru Kabupaten Aceh singkil, yang meraih predikat sebagai jembatan terpanjang dan termegah di Kabupaten Aceh Singkil, mendadak menjadi sasaran kekhawatiran warga. Dibangun dengan dana Otonomi Khusus (Otsus) dan memiliki fungsi vital sebagai jalur utama ke Kecamatan Trumon, Aceh Selatan, jembatan ini kini dirundung masalah krusial akibat dugaan pencurian besi pengaman pada Jum’at (07/02/2025)
Sejak besi pengaman di sisi kiri dan kanan jembatan raib, ancaman terhadap keselamatan pengguna meningkat drastis. Jembatan yang awalnya menjadi simbol kemajuan dan keamanan kini berpotensi membahayakan, baik dari sisi keamanan fisik maupun integritas strukturalnya.
Seorang warga setempat berbagi keprihatinannya, “Ketika jembatan baru diresmikan, kenyamanan dan keamanan benar-benar terjamin. Sekarang kami resah, mengkhawatirkan siapa yang harus menanggung jawab atas hilangnya pengaman ini,” ungkapnya sambil menyoroti peran penting pemerintah dalam menjawab keresahan warga.
Momentum ini memanggil pihak berwenang untuk segera menginvestigasi dan mengambil tindakan preventif sebelum keadaan memburuk. Warga menuntut solusi cepat guna mengembalikan fungsi jembatan sebagai sarana aman bagi komunitas, serta menegaskan pentingnya perlindungan aset publik agar kekhawatiran semacam ini tidak terulang.
Dengan berbagai tantangan yang menghampiri, cerita jembatan megah ini menyentuh banyak pihak, mengundang perhatian bukan hanya soal keselamatan tapi juga tentang efektivitas pengelolaan infrastruktur publik di tanah air.
Sebagai langkah yang tepat perlu, pemasangan kamera CCTV di titik-titik strategis di sekitar jembatan sangat penting. Teknologi ini akan memungkinkan pemantauan aktivitas yang mencurigakan sepanjang waktu, membantu identifikasi pelaku dengan lebih cepat dan tepat jika terjadi tindakan pidana.
Tak kalah penting adalah pelibatan masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan mereka sendiri. Dengan membangun kemitraan antara warga dan aparat keamanan, diharapkan masyarakat lebih aktif melaporkan aktivitas mencurigakan dan merasa memiliki tanggung jawab dalam menjaga fasilitas publik. Edukasi mengenai pentingnya melindungi infrastruktur umum juga harus terus ditingkatkan, agar kesadaran dan kepedulian sosial semakin terbangun.
Jika ditemukan kerusakan pada infrastruktur, perbaikan harus dilakukan secepat mungkin. Penundaan hanya akan memperbesar risiko kecelakaan dan kerugian. Sinergi antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat diharapkan dapat menciptakan solusi jangka panjang yang efektif.
Media ini telah melakukan kontak langsung dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Aceh Singkil, Bapak Erwin, melalui WhatsApp. Menyikapi laporan pencurian besi pengaman jembatan, Pak Erwin merespons, “Baik add, nanti kami teruskan ke PUPR provinsi untuk pelaporan.”ucapnya,
Respon ini menjadi sinyal positif bagi masyarakat bahwa isu tersebut mendapatkan perhatian serius dari pihak berwenang. Mengingat peran penting jembatan sebagai penghubung strategis, tindakan lanjutan yang melibatkan PUPR provinsi diharapkan dapat mempercepat proses penggantian dan pengamanan kembali fasilitas ini.
Langkah responsif pihak PUPR menunjukkan komitmen untuk tidak menunda penyelesaian masalah yang dapat membahayakan keselamatan publik. Kerjasama yang baik antara instansi lokal dan provinsi diharapkan mampu memulihkan kondisi jembatan dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap pengelolaan infrastruktur daerah.
Keterlibatan aktif dari semua pihak terkait sangat dinantikan untuk memastikan keamanan jembatan kembali terjaga dan warga dapat melintas dengan rasa aman dan nyaman.” pungkasnya, (*)
Jurnalist Aceh Singkil : {Kh : Sakda}