Banda Aceh – Agus Khadafi, mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Daerah 2 Simpang Ulim, Aceh Timur, buka suara terkait peristiwa yang disebut-sebut sebagai pengadangan mobil dinas Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Aceh, T. Aznal Zahri. Insiden itu terjadi usai pelantikan Sekda Aceh di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Jumat (15/8/2025).
Agus menegaskan, peristiwa tersebut sama sekali bukan aksi pengadangan seperti yang sempat diberitakan, melainkan pertemuan spontan untuk menyampaikan aspirasi.
“Kami sampaikan bahwa kejadian itu bermula ketika Pak Kadis baru saja keluar dari acara pelantikan. Karena sama-sama berada di lokasi, salah satu kawan kami, Khalidin Abdullah, secara spontan memutuskan untuk meminta waktu berbicara,” kata Agus dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/8/2025).
Menurut Agus, mobil dinas Kadis Perkim saat itu sudah berada di area parkiran VIP dan bersiap meninggalkan lokasi. Khalidin lalu melambaikan tangan ke arah T. Aznal Zahri yang sudah berada di dalam mobil. Mobil pun berhenti, dan Kadis turun dengan sukarela untuk berdiskusi.
“Khalidin hanya ingin menanyakan kesediaan Pak Kadis berdialog mengenai penahanan dua rekan kami pasca keributan di kantor Dinas Perkim beberapa hari lalu,” jelas Agus.
Agus menambahkan, pertemuan itu hanya melibatkan tiga orang, yakni dirinya, Khalidin Abdullah (48), dan H. Usman Abubakar (53). Diskusi berlangsung di tempat secara baik-baik, tanpa ada unsur paksaan maupun kekerasan.
“Karena lokasinya ruang publik dan ramai orang, kerumunan memang tidak terhindarkan. Orang-orang yang terlihat dalam foto itu bukan bagian dari kami, melainkan warga yang kebetulan ada di acara pelantikan dan ikut mendekat,” tegasnya.
Ia menolak keras anggapan bahwa insiden itu adalah pengadangan. Menurutnya, cara mereka menyampaikan aspirasi jauh dari kesan anarkis atau premanisme.
“Pertemuan berakhir dengan baik. Setelah itu, kami bertiga langsung meninggalkan lokasi. Justru Pak Kadis kemudian masih diminta foto bersama oleh sejumlah warga,” kata Agus.
Agus kembali menekankan bahwa tidak ada unsur intimidasi dalam peristiwa tersebut. Ia berharap klarifikasi ini bisa meluruskan pemberitaan yang terlanjur berkembang di publik. (*)