Aceh Tenggara – Penutupan rangkaian Festival Muslim Ayub Fest 2025 di Stadion H Syahadat, Kutacane, berakhir tragis. Seorang pemuda bernama Nanda Pratama, warga Pulonas, Kecamatan Babussalam, ditemukan bersimbah darah usai ditikam orang tak dikenal, Senin (18/8/2025) malam. Korban sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong.
Setelah sempat menjadi buronan, polisi akhirnya menangkap pelaku yang diduga kuat sebagai penikam Nanda. Pelaku berinisial MEL (26), warga Desa Batu Mbulan, Kecamatan Babussalam, diamankan oleh jajaran Polres Aceh Tenggara pada Selasa (19/8/2025).
“Benar (tersangka) pelaku penikaman berinisial MEL, warga Batu Mbulan, Kecamatan Babussalam, sudah berhasil diamankan petugas,” kata Kasi Humas Polres Aceh Tenggara, Jomson Silalahi, saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (19/8/2025).
Penangkapan MEL dilakukan setelah keluarga korban melaporkan insiden berdarah itu ke Polres Aceh Tenggara dengan nomor laporan LP/B/82/VIII/2025/SPKT/Polres Aceh Tenggara. Polisi bergerak cepat melakukan penyelidikan hingga akhirnya berhasil menangkap pelaku.
Jomson menegaskan pihaknya akan mengusut tuntas kasus ini dan menjerat pelaku dengan pasal sesuai ketentuan hukum yang berlaku. “Penyidikan masih terus berjalan. Petugas sedang mendalami motif serta memeriksa sejumlah saksi yang berada di lokasi kejadian,” ujarnya.
Sebelumnya, kabar duka ini menggegerkan warga Kutacane. Penutupan Festival Muslim Ayub Fest yang digelar untuk memeriahkan HUT ke-80 Republik Indonesia mendadak berubah mencekam. Sejumlah saksi mata menyebut sempat terjadi kericuhan di sekitar area panggung utama sebelum korban ditemukan terkapar bersimbah darah.
Riko, salah satu saksi di lokasi, mengatakan awalnya banyak yang mengira korban hanya jatuh pingsan. Namun begitu diperiksa, ternyata tubuh Nanda dipenuhi darah akibat luka tikaman. “Kami berharap pihak kepolisian segera menangkap pelaku, karena hingga kini masih berkeliaran,” kata Riko sebelum pelaku akhirnya berhasil ditangkap polisi.
Kini, publik menunggu perkembangan penyidikan untuk mengetahui motif di balik aksi penikaman tersebut. Polisi memastikan kasus ini akan diproses hingga tuntas, demi memberikan rasa keadilan bagi keluarga korban sekaligus memastikan keamanan masyarakat di setiap acara publik di Aceh Tenggara.(*)