Banda Aceh | Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau Mualem, menyampaikan bahwa Pemerintah Aceh tengah menjajaki pembukaan jalur transportasi laut antara Lhokseumawe dan Penang, Malaysia. Mualem bahkan meninjau langsung kesiapan Pelabuhan Krueng Geukueh dan memberikan sejumlah catatan yang harus segera diperbaiki oleh otoritas terkait.
Menurut Mualem, hubungan dagang dengan negeri jiran perlu dihidupkan kembali seperti yang dilakukan leluhur Aceh di masa lampau. Ia menekankan, jika sebelumnya Aceh lebih banyak berkiblat ke Medan dan Jakarta, kini sudah saatnya mengalihkan perhatian ke Penang dan Kuala Lumpur.
“Kalau dulu kita berkiblat ke Medan dan Jakarta, kini kita berkiblat ke Kuala Lumpur dan Penang,” kata Mualem saat membuka Aceh Perkusi 2025 di Monumen Samudera Pasai, Gampong Beuringen, Kecamatan Samudera, Aceh Utara, Jumat (22/8/2025) malam.
Rencana konektivitas ini diharapkan dapat mempermudah arus perdagangan komoditas unggulan Aceh ke Malaysia. Dalam sambutannya, Mualem juga menyinggung lokasi penyelenggaraan festival yang berada di Monumen Samudera Pasai, bekas pusat Kesultanan Samudera Pasai, kesultanan Islam pertama di Nusantara pada 1267 Masehi.
Ia menambahkan, Sultan Malikussaleh adalah tokoh penting dalam penyebaran Islam di Nusantara. “Beliaulah yang membawa Islam kaffah kepada kita semua. Kalau tidak, mungkin kita masih menyembah berhala,” ujarnya.
Selain itu, Mualem menekankan pentingnya memperkuat hubungan Aceh dengan kawasan Melayu, terutama Malaysia dan Thailand. Ia menyinggung bukti historis keterhubungan itu, termasuk makam ulama sufi Aceh, Syeikh Syamsuddin As-Sumatrani, yang berada di Kampung Ketek, Melaka, Malaysia. (*)