BANDA ACEH | Desakan agar akses Tol Sigli-Banda Aceh (Sibanceh) Seksi 1 segera dibuka kembali semakin menguat. Juru Bicara Komite Peralihan Aceh (KPA) Pusat, Tgk. Zakaria N. Yacob alias Bang Jack Libya, menilai keterlambatan pembukaan ruas Padang Tiji–Seulimeum sudah berdampak serius terhadap kelancaran transportasi dan distribusi barang di Aceh.
Menurutnya, hambatan ini mengganggu perputaran ekonomi rakyat. “Rakyat Aceh butuh kelancaran distribusi barang agar ekonomi bergerak cepat. Fokus kita sekarang adalah membangun ekonomi Aceh, bukan memperpanjang hambatan,” kata Bang Jack, Selasa (26/8/2025).
Tol Sibanceh memiliki panjang total sekitar 74,2 kilometer. Pembangunannya dimulai sejak peletakan batu pertama oleh Presiden Joko Widodo pada 14 Desember 2018 di Blang Bintang, Aceh Besar. Namun, setelah hampir tujuh tahun berjalan, akses Seksi 1 Padang Tiji–Seulimeum belum juga dibuka penuh.
Bang Jack menegaskan, keberadaan tol bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan tulang punggung pergerakan ekonomi rakyat. Jika pembukaan akses terus tertunda, maka potensi pertumbuhan ekonomi di sektor perdagangan, pertanian, dan logistik akan terhambat.
Ia juga menekankan perlunya percepatan pembangunan ruas Sigli–Langsa sebagai bagian dari konektivitas strategis Aceh. Menurutnya, pemerintah pusat dan pengelola tol harus lebih aktif berkoordinasi dengan Pemerintah Aceh serta kabupaten/kota terkait untuk menuntaskan berbagai kendala, terutama soal pembebasan lahan.
“Kalau ada kendala lapangan seperti pembebasan lahan, koordinasikan dengan pemerintah. Tapi warga jangan diperdaya. Intinya, jangan lagi ada korban karena ada yang melintas ilegal,” tegasnya, merujuk pada insiden Rabu (20/8/2025) yang menewaskan tiga orang pelintas.
Bang Jack menekankan bahwa masalah ini bukan semata urusan teknis, melainkan soal kemauan politik dan kolaborasi lintas sektor. “Kalau ada masalah, segera diselesaikan dengan kolaborasi, bukan banyak alasan,” ujarnya. (*)