Bireuen – Jaringan Anak Syuhada Aceh (JASA) Kabupaten Bireuen kembali menyalurkan kepedulian terhadap keluarga eks kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Setelah sebelumnya membantu Sunardi (44), atau akrab disapa Nek Amat, yang menderita tumor gajah, kali ini JASA Bireuen mengulurkan tangan untuk meringankan beban Nurmanza (32), anak eks kombatan GAM dari Gampong Batee Dabai, Kecamatan Makmur, Kabupaten Bireuen.
Ketua JASA Bireuen, Tgk. Mauliadi, mengungkapkan bahwa Nurmanza telah tujuh tahun terakhir berjuang melawan penyakit komplikasi. “Manza adalah anak korban konflik Aceh. Kami dulu satu alumni saat mondok di Darussaadah Cot Puuk pada tahun 2002. Ayahnya, almarhum Abdurrahman, adalah korban penculikan oleh oknum aparat pada 26 Agustus 2003 di rumahnya,” ujar Tgk. Mauliadi kepada wartawan, Selasa (19/8/2025).
Ia menambahkan, selain Abdurrahman yang diculik, satu unit mobil pikap Panther milik keluarga juga dirampas oleh oknum aparat. Beberapa hari kemudian, jasad Abdurrahman ditemukan di hutan Desa Batee Dabai, sementara mobil miliknya tak pernah kembali hingga hari ini.
“Sekarang Manza tergeletak di kasur tak berdaya. Ia butuh perhatian semua pihak agar bisa terus berjuang melawan penyakitnya. Hari ini kami mengantarkan amanah sumbangan dari Azhari Cage, anggota DPD RI Dapil Aceh. Semoga bermanfaat dan menjadi penyemangat bagi keluarga,” kata Tgk. Mauliadi.
Nurmanza sendiri membenarkan pernyataan tersebut. Ia mengaku sangat membutuhkan uluran tangan dermawan maupun perhatian serius dari Pemerintah Aceh dan Pemkab Bireuen. Saat ini, ia harus menjalani cuci darah dua kali seminggu di RSUD dr. Fauziah Bireuen. Biaya perjalanan rutin serta kebutuhan pengobatan yang tinggi membuatnya semakin terbebani.
“Saya berharap ada perhatian dari pemerintah. Kondisi ini sangat berat, sementara saya harus bolak-balik ke rumah sakit untuk cuci darah,” kata Nurmanza dengan suara lemah.
Bagi masyarakat yang ingin membantu, dapat menyalurkan donasi melalui nomor rekening 7222739149 BSI atas nama Nuraini, istri Nurmanza. Bantuan sekecil apapun diharapkan dapat meringankan beban keluarga korban konflik Aceh ini, yang kini tengah berjuang di atas ranjang melawan penyakitnya. (*)