Medan–Subulussalam |detikaceh .com. Hidup di perantauan tanpa keluarga bukanlah perkara mudah. Itulah yang dialami Syahbudin Padang ketika merantau ke Kota Medan. Ia harus berjuang sendirian demi bertahan hidup.
“Kerasnya hidup di perantauan tanpa keluarga membuat saya harus berjuang sendiri. Karena saya ini perintis, bukan pewaris,” tutur Syahbudin mengenang masa-masa sulitnya.
Ia pernah berdiri di perempatan lampu merah menjual rokok, bekerja di toko, hingga melayani pelanggan di restoran. Semua itu dijalani dengan penuh kesabaran meski hasilnya tidak seberapa.
Namun pekerjaan terlama yang ia tekuni adalah mengayuh becak di jalanan Kota Medan. Dari pagi hingga larut malam, ia mengangkut penumpang, melewati panas terik dan hujan deras. Rasa lelah dan perjuangan itu menempanya menjadi pribadi tangguh dan mandiri.
Berbekal pengalaman hidup yang keras, Syahbudin tidak berhenti bermimpi. Ia akhirnya memutuskan kembali ke tanah kelahirannya di Kota Subulussalam. Dengan modal keberanian dan kerja keras, ia merintis usaha rental kendaraan.
Perlahan namun pasti, usaha itu berkembang. Dari hanya beberapa unit, kini bisnis rentalnya dipercaya banyak orang. Syahbudin berhasil mengubah nasibnya: dari seorang tukang becak di Medan menjadi **pengusaha rental di Subulussalam
Kisah Syahbudin Padang menjadi bukti nyata bahwa kesuksesan tidak selalu datang dari warisan harta, tetapi dari keberanian untuk merintis jalan hidup sendiri. Ia adalah contoh nyata bahwa doa, kerja keras, dan keyakinan bisa mengubah jalan hidup seseorang.
Kisah Inspiratif Syahbudin Padang Perintis, Bukan Pewaris
Medan–Subulussalam | Hidup di perantauan tanpa keluarga bukanlah perkara mudah. Itulah yang dialami Syahbudin Padang ketika merantau ke Kota Medan. Ia harus berjuang sendirian demi bertahan hidup.
“Kerasnya hidup di perantauan tanpa keluarga membuat saya harus berjuang sendiri. Karena saya ini perintis, bukan pewaris,” tutur Syahbudin mengenang masa-masa sulitnya.
Ia pernah berdiri di perempatan lampu merah menjual rokok, bekerja di toko, hingga melayani pelanggan di restoran. Semua itu dijalani dengan penuh kesabaran meski hasilnya tidak seberapa.
Namun pekerjaan terlama yang ia tekuni adalah mengayuh becak di jalanan Kota Medan. Dari pagi hingga larut malam, ia mengangkut penumpang, melewati panas terik dan hujan deras. Rasa lelah dan perjuangan itu menempanya menjadi pribadi tangguh dan mandiri.
Berbekal pengalaman hidup yang keras, Syahbudin tidak berhenti bermimpi. Ia akhirnya memutuskan kembali ke tanah kelahirannya di Kota Subulussalam. Dengan modal keberanian dan kerja keras, ia merintis usaha rental kendaraan.
Perlahan namun pasti, usaha itu berkembang. Dari hanya beberapa unit, kini bisnis rentalnya dipercaya banyak orang. Syahbudin berhasil mengubah nasibnya: dari seorang tukang becak di Medan menjadi pengusaha rental di Subulussalam
Kisah Syahbudin Padang menjadi bukti nyata bahwa kesuksesan tidak selalu datang dari warisan harta, tetapi dari keberanian untuk merintis jalan hidup sendiri. Ia adalah contoh nyata bahwa doa, kerja keras, dan keyakinan bisa mengubah jalan hidup seseorang.