Aceh Selatan – Nuriati (19), gadis asal Dusun Pasar, Gampong Rotteungoh, Kecamatan Meukek, Aceh Selatan, dilaporkan hilang sejak 14 Juni 2025. Hingga lebih dari tiga bulan, keberadaan remaja itu belum diketahui, meninggalkan duka dan kecemasan mendalam bagi ibunya, Sanidar Yahya.
Sanidar, seorang janda yang tinggal sendirian di gubuk kecil di pinggir gunung, menduga anak semata wayangnya menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). “Dia sempat bilang mau ke Banda Aceh cari kerja, saya larang. Tapi diam-diam tetap pergi. Terakhir dilihat berdiri di dekat Jembatan Layang Rotteungoh,” ucap Sanidar dengan suara terbata, Kamis (21/8/2025).
Nomor ponsel korban disebut masih aktif, namun tak pernah diangkat atau membalas pesan, termasuk ketika Sanidar mengirimkan foto dirinya saat dirawat di Puskesmas Drien Jalo. “Saya kenal betul anak saya, tidak mungkin setega itu. Sejak bayi ia yatim, saya besarkan sendiri,” lirihnya.
Informasi mengenai keberadaan Nuriati pun simpang siur. Beberapa tetangga menyebut korban pergi bersama temannya dari Labuhan Haji, sementara versi lain menyebut ia bersama seorang pria. Namun kepada ibunya, Nuriati hanya mengatakan ingin mencari kerja di Banda Aceh.
Pekan lalu, Sanidar nekat pergi seorang diri ke Banda Aceh membawa foto anaknya. Ia menyusuri Pasar Aceh, Pasar Peunayong, hingga sejumlah lokasi lain, namun usaha tersebut berakhir tanpa hasil. “Saya tanya ke sana-kemari, tidak ada yang mengenalnya,” ujarnya.
Hingga saat ini, Sanidar hanya bisa berharap ada kabar mengenai putrinya. Ia meminta siapa pun yang mengetahui keberadaan Nuriati segera menghubunginya di nomor 081264717618. “Kalau anak saya masih hidup, tolong pulangkan. Tapi kalau benar dia jadi korban perdagangan orang, saya mohon aparat mengusut tuntas kasus ini,” pintanya penuh harap.