ACEH JAYA | Satu orang penambang dilaporkan meninggal dunia dalam insiden longsor tebing tanah di kawasan penambangan emas tradisional di Gampong Panggong, Kecamatan Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya. Kejadian tragis itu terjadi pada Sabtu (4/10/2025) sekitar pukul 14.30 WIB dan juga menyebabkan dua orang lainnya mengalami luka-luka, salah satunya dalam kondisi serius.
Peristiwa ini dibenarkan oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten (BPBK) Aceh Jaya, Ag Suhadi. Menurutnya, laporan pertama diterima tak lama setelah kejadian, dan tim langsung diterjunkan ke lokasi untuk melakukan penanganan awal.
Korban yang meninggal dunia diketahui bernama Zaman, warga Gampong Pasie Teubee, Kecamatan Pasie Raya. Jenazahnya telah dievakuasi dan diserahkan kepada pihak keluarga di rumah duka di Gampong Panggong. Dua rekan korban yang selamat adalah Zulfikar, juga warga Pasie Teubee, yang mengalami patah tulang dan luka-luka cukup serius; serta Muhyan, warga Gampong Panton Makmur, Kecamatan Krueng Sabee, yang berhasil selamat tanpa cedera berat.
Zulfikar saat ini masih menjalani perawatan intensif di RSUD Teuku Umar Calang, dan menurut informasi dari petugas kesehatan setempat, ia direncanakan akan dirujuk ke rumah sakit di Banda Aceh guna mendapatkan penanganan medis lanjutan.
Usai kejadian, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBK Aceh Jaya beserta petugas dari pemadam kebakaran, satuan tugas SAR, aparat kecamatan, dan warga sekitar langsung melakukan proses evakuasi dan kaji cepat di lokasi bencana. Berdasarkan laporan resmi yang diterima dari Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) BPBK Aceh Jaya, tidak ditemukan kendala signifikan selama proses evakuasi berlangsung.
Penanganan di lapangan turut melibatkan berbagai unsur termasuk unsur TNI dari Kodim/Koramil, kepolisian setempat melalui Polres dan Polsek, tenaga medis dari Puskesmas, serta partisipasi aktif masyarakat sekitar. Kolaborasi tersebut menjadi kunci dalam proses pertolongan korban dan penanganan cepat pascakejadian.
Pihak BPBK Aceh Jaya dalam keterangannya mengimbau agar masyarakat, khususnya mereka yang masih melakukan aktivitas pertambangan secara tradisional di wilayah rawan longsor, senantiasa meningkatkan kewaspadaan. Aktivitas pertambangan rakyat yang tidak dilengkapi sistem pengaman lereng, baik secara teknis maupun struktural, memiliki potensi ancaman keselamatan yang sangat tinggi, terlebih saat musim penghujan seperti sekarang.
Hingga saat ini, otoritas setempat masih melakukan pemantauan terhadap kondisi medan dan struktur tanah di sekitar lokasi kejadian guna mengantisipasi terjadinya longsor susulan. Evaluasi terhadap sistem keamanan area pertambangan tradisional di wilayah tersebut juga direncanakan sebagai bagian dari langkah antisipatif jangka panjang. (*)